Simak materi tersebut selengkapnya pada link berikut ini:
DAMAI SEJAHTERA DI BUMI
Ruang Remaja

"Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita,
sebab Ia, yang menjanjikannya, setia."
Ibrani 10:23 TB
Kisah Kolonel Sanders: Menemukan Sukses di Usia Senja
Di dunia remaja, kita sering berharap kesuksesan datang dengan cepat. Jika tidak viral dalam semalam, rasanya kita sudah gagal. Namun, kisah pendiri Kentucky Fried Chicken (KFC), Kolonel Harland Sanders, mengajarkan kita arti sebenarnya dari ketahanan dan kesabaran.
Hidup Sanders penuh dengan kegagalan, pekerjaan yang berganti-ganti, dan kesulitan finansial. Ia pernah menjadi pemadam kebakaran, petani, operator feri, hingga penjual ban. Semua usahanya gagal, atau harus ia tinggalkan.
Pada usia 65 tahun, saat banyak orang memilih untuk pensiun, Sanders justru kehilangan segalanya. Bisnis restorannya yang kecil di Kentucky harus ditutup karena jalur jalan raya dialihkan, dan membuatnya bangkrut. Yang tersisa hanyalah uang pensiun bulanan sebesar $105 dan resep ayam gorengnya yang unik.
Alih-alih menyerah, Sanders memutuskan untuk mewujudkan satu ide gila: menjual waralaba resep ayam gorengnya. Selama dua tahun berikutnya, ia berkeliling Amerika, tidur di mobilnya, dan mencoba meyakinkan pemilik restoran untuk mencoba ayamnya.
Bayangkan saja, seorang kakek berusia 60-an, berjalan dengan setelan putihnya, menawarkan resep ayam. Ia mendapat penolakan sebanyak 1.009 kali sebelum akhirnya ada yang berkata ‘ya’.
Penolakan tidak membuatnya berhenti karena ia teguh berpegang pada keyakinannya terhadap kualitas resepnya. Pada usia 70 tahun, Sanders akhirnya melihat KFC meledak. Ia menjadi jutawan dan ikon global, membuktikan bahwa usia, kegagalan masa lalu, atau jumlah penolakan tidak pernah menghalangi untuk terjadinya kesuksesan yang sejati.
Relevansi dengan Alkitab: Kesetiaan pada Pengharapan
Kisah Sanders mencerminkan prinsip yang kuat dalam Ibrani 10:23, yaitu keteguhan berpegang pada pengakuan tentang pengharapan. Pengharapan Sanders adalah keyakinan mutlak pada kualitas resepnya, dan keyakinan bahwa ada orang yang akan menghargainya.
Di tengah 1.009 penolakan, Sanders bisa saja kehilangan harapan dan menganggap dirinya bodoh. Namun, ia tahu bahwa Ia yang menjanjikannya, setia. Bagi kita, "Janji" itu adalah rencana Tuhan untuk hidup kita dan kemampuan yang telah Ia berikan.
Ketika kita merasa terlambat untuk memulai sesuatu, atau frustrasi karena hasil belajar, pelayanan, atau usaha kita tidak kunjung terlihat, kita harus ingat: kesetiaan Tuhan tidak memiliki batas waktu. Tugas kita adalah terus mengetuk pintu dan berpegang teguh pada komitmen kita, karena Tuhan menghargai ketekunan, jauh melebihi kecepatan.
Apa yang Bisa Kita Pelajari?
1. Ganti Kata "Gagal" dengan "Belum"
Setiap penolakan atau hasil buruk hanya berarti kamu belum menemukan cara yang benar. Sama seperti Sanders, gunakan penolakan sebagai data, bukan sebagai vonis.
2. Fokus pada Kontrolmu
Kamu tidak bisa mengendalikan kapan atau bagaimana kesuksesan datang, tetapi kamu bisa mengendalikan usaha dan kualitas dari apa yang kamu tawarkan setiap hari.
3. Usia Bukan Batasan
Jangan pernah berpikir bahwa kamu terlalu muda (atau, dalam kasus Sanders, terlalu tua) untuk memulai sesuatu. Waktu yang terbaik untuk bertindak adalah sekarang, terlepas dari usiamu.
4. Ketekunan Membayar
Kesuksesan yang otentik jarang datang dengan cepat. Sukses adalah hasil akumulasi dari tindakan kecil yang konsisten yang dilakukan setelah serangkaian penolakan.
Sebagai remaja, bersabarlah dalam prosesmu. Percayalah pada potensi yang Tuhan berikan, dan berpegang teguhlah pada pengharapanmu, bahkan setelah penolakan yang ke-10 atau ke-100. (MA)
"You've got to like what you do to be a success.
You've got to have something to do to be a success."
Colonel Harland Sanders
Dunia Kita

Tahukah kamu bahwa kupu-kupu adalah hasil dari salah satu metamorfosis paling dramatis di alam? Awal kehidupannya dimulai sebagai ulat yang lambat dan terbatas pada satu jenis makanan. Namun, melalui proses yang disebut pupa (kepompong), ulat tersebut sepenuhnya merombak dirinya, mengubah organ, struktur, dan bentuk tubuhnya.
Setelah keluar dari kepompong, ia menjadi kupu-kupu yang bersayap, mampu terbang bebas, dan perannya berubah dari pengonsumsi menjadi penyerbuk. Perubahan radikal ini menunjukkan bahwa potensi terbesar kita sering kali tersembunyi di balik proses perubahan yang sulit, gelap, dan memakan waktu.
PROSES PERUBAHAN METAMORFOSIS: MENGUBAH KELEMAHAN MENJADI KEINDAHAN
Proses metamorfosis kupu-kupu adalah pelajaran tentang kesabaran. Di dalam kepompong, ulat tersebut secara harfiah mencairkan dirinya menjadi substansi cair, dan dari situ, struktur kupu-kupu yang sama sekali baru terbentuk. Tahap ini sering kali terlihat pasif dari luar, tetapi di dalamnya terjadi perjuangan dan pembangunan yang intens.
Keluar dari kepompong juga memerlukan perjuangan fisik; perjuangan inilah yang memompa cairan ke sayapnya, membuat sayap itu kuat dan siap terbang.
Proses ini adalah gambaran sempurna tentang bagaimana perjuangan internal dan fase 'tersembunyi' dalam hidup adalah esensial untuk memunculkan kekuatan dan keindahan yang baru.
APA KATA ALKITAB? CIPTAAN BARU DAN KEMULIAAN
Transformasi kupu-kupu selaras dengan konsep rohani tentang kelahiran kembali dan menjadi "ciptaan baru" dalam iman. Alkitab berbicara tentang perubahan yang dialami orang percaya, berpindah dari kehidupan lama menuju kehidupan yang baru dalam Kristus. Dalam 2 Korintus 5:17, Rasul Paulus menulis:
"Jadi, siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang."
Ayat ini mengajarkan bahwa seperti ulat yang berubah menjadi kupu-kupu yang baru dan indah, kita juga dipanggil untuk meninggalkan keberadaan lama (ulat) yang terbatas dan menerima kehidupan baru (kupu-kupu) yang indah, bebas, dan memuliakan Tuhan, yang dimungkinkan melalui Kristus.
KESIMPULAN
Fakta unik tentang kupu-kupu ini mengajarkan kita tentang kekuatan transformatif dari perubahan dan keindahan yang terlahir dari kepompong. Jangan takut pada masa-masa sulit atau fase 'tersembunyi' dalam hidupmu; itu adalah kepompongmu, tempat Tuhan sedang mengerjakan perubahan yang indah. Percayalah pada prosesnya, berjuanglah untuk keluar, dan bersiaplah untuk terbang dengan keindahan dan kebebasan baru yang telah disiapkan untukmu. (MA)
Ruang Kesaksian

"Sebab TUHAN, Dia sendiri akan berjalan di depanmu,
Dia sendiri akan menyertai engkau,
Dia tidak akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau."
Ulangan 31:8 TB
Perkenalkan nama saya Theresia, dalam kesempatan ini saya ingin membagikan kesaksian dimana Tuhan sudah berbuat baik dalam kehidupan rumah tangga saya dan suami. Tanggal 18 September 2011, melalui aplikasi Facebook saya berkenalan dengan Hery. Setelah beberapa kali bertemu dan saling mengenal kami merasa sudah ada kecocokan, saling mencintai. Maka. dalam waktu yang sangat singkat, pada tanggal 9 Desember 2011, kami melangsungkan pernikahan.
Namun pada kenyataannya kehidupan pernikahan kami tidak berjalan dengan baik. Selama sebelas tahun menikah, rumah tangga kami bagaikan seperti neraka. Saya selalu mendapatkan perlakuan juga kata-kata kasar dari suami maupun keluarganya, hal ini disebabkan oleh karena kepahitan di masa kecil yang belum dibereskan, saat itu belum bekerja dan nendapatkan keturunan. Sehigga mereka sering membandingkan saya dengan menantu lainnya. Hal ini membuat saya begitu tertekan dan sering menangis, tetapi saya terus berdoa dan mencoba untuk terus bertahan karena saya ingat janji pernikahan, karena ,saya tahu bahwa Tuhan membenci perceraian. Saya tetap mengasihi dan sepenuhnya berharap kepada Tuhan Yesus.
Puji Tuhan, pada tahun ke 9, Tuhan menjawab mengabulkan permohonan doa dengan memberkati usaha pekerjaan yang saya jalani. Perekonomian rumah tangga kami mulai membaik sehingga keluarga suami mulai menghargai saya.
Namun berbeda halnya dengan suami, perilakunya semakin bertambah kasar dan terlebih saat itu kondisinya sudah menganggur. Keadaan ini mengundang komentar dari kerabat dekat yang melihat perlakuan suami saya dengan mengatakan bahwa saya seperti “sapi perah”.
Saya belajar untuk lebih memahami keadaan suami. Saya tahu situasi itu tidak mudah baginya, sebagai seorang laki-laki, mungkin ia merasa gengsi karena tidak dapat menjadi suami yang bertanggung jawab menafkahi keluarga. Ketidak nyamanan itulah yang membuatnya sering emosi.
bulan September akhir sampai dengan pertengahan November 2022. Saya mulai mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Emosi suami semakin tidak terkontrol dengan melampiaskan kekesalannya kepada saya, beberapa kali saya mengalami pukulan dibagian wajah, sampai hidung saya berdarah. Puncaknya ketika kepala saya ditendang, saat itulah saya memutuskan untuk meninggalkan rumah.
Saya takut jiwa saya merasa terancam, oleh sebab itu saya pergi dari rumah. Selama 7 bulan saya menyewa kamar kost. Selama 7 bulan pemeliharaan Tuhan terhadap saya sangat nyata, saya tidak pernah kekurangan, justru banyak penghiburan dan kekuatan yang saya terima.
Dalam 2 bulan pertama saya berdoa dan mempunyai niat untuk bercerai. Namun Tuhan tidak menjawab doa saya bahkan Tuhan mengajarkan agar saya bertahan. Sebagai perlindungan secara hukum akhirnya saya melaporkan ke KOMNAS HAM khusus wanita. Di sana pengaduan kekerasan rumah tangga dapat dilanjutkan dengan 2 proses.
Proses pertama litigasi dan non litigasi, litigasi adalah proses hukuman bagi suami agar dapat diproses dan dipenjara. Tuhan berbicara di dalam hati saya bahwa penjara tidak akan membuatnya menjadi lebih baik, bahkan mungkin akan membuatnya menjadi lebih jahat.
Tuhan menuntun saya agar mengikuti proses non litigasi, yaitu proses dengan perdamaian bersyarat, akhirnya saya mengikuti semua arahan dari KOMNAS HAM. Tuhan menuntun saya untuk mengikuti konseling dengan hamba Tuhan.
Saya datang ke Gereja GBI WTC, dengan rendah hati saya minta agar kami dapat dilayani. Setelah menceritakan masalah yang ada, kami diarahkan untuk masuk kelas pengenalan akan Tuhan secara pribadi sambil didampingi oleh konselor kami masing-masimg.
Untuk wanita masuk kekelas Victorious Women, sedangkan suami masuk kelas khusus pria. Setelah kelas itu selesai kami diarahkan konselor untuk masuk kelas khusus pasangan suami istri yang merupakan program gereja, namanya TC07 (Transformation class).
Di sini kami diajarkan tentang tugas dan kebutuhan sebagai suami dan istri berdasarkan Alkitab. Kami mengikuti mulai dari bulan Januari sampai bulan Mei kami berdua diproses oleh Tuhan melalui kelas-kelas tersebut. Puji Tuhan, kami berdua merasa diberkati saat akhir kelas TC07. Kami berdua dipulihkan, suami menjadi lebih sabar, baik dimana kami saling mengampuni dan berjanji untuk memulai hubungan suami istri yang menjadikan Tuhan dasar di dalam keluarga,
Kami kembali bersama kepada proses non litigasi di KOMNAS HAM wanita, Saya dan suami kembali melakukan pemberkatan kembali oleh gembala kami Pdt. Wiryohadi. Tuhan Yesus baik, Dia Allah yang memulihkan keluarga. Sejak itu banyak perubahan dari suami saya, dan yang terutama dia menjadi orang yang takut dan mencintai Tuhan. Kesukaannya kini membaca Alkitab dan membangun mezbah keluarga.
Terpujilah nama Tuhan, benar janji-Nya dalam Ulangan 31 : 8, yang menyatakan bahwa dalam keluarga kami, tidak pernah kita dibiarkan dan ditinggal dalam ketakutan, Dia selalu berjalan di depan kita dan hanya kuasa Tuhan yang mampu merubah hati setiap manusia. Tetaplah berharap kepada Tuhan, sekalipun kelihatannya tidak ada harapan bahkan tidak terlihat sama sekali, percayalahlah karena pengharapan kita didalam Tuhan Yesus tidak pernah sia-sia, Amin.
We use cookies to enhance your experience. By continuing to visit this site, you agree to our use of cookies.
