MENGUCAP SYUKUR DAN BERIMAN MELANGKAH KE DEPAN
Posted by Admin 2025-11-14
Sharing Supplemen COOL November 2 2025
Mengucap Syukur dan Beriman Melangkah Ke Depan
Mazmur 126
Banyak orang baru merenungkan perjalanan selama satu tahun hanya saat memasuki bulan Desember atau menjelang berakhirnya tahun yang berjalan. Tetapi kita di COOL sudah memulai hal itu sejak bulan ini. Kita mengucap syukur atas penyertaan Tuhan hingga saat ini dan kita beriman penuh saat akan melangkah ke depan dengan iman yang kuat bahwa Tuhan akan terus menyertai kita. Melalui Mazmur 126, hari ini kita akan belajar 2 (dua) hal yang penting:
1. Mengucap syukur karena janji Tuhan akhirnya terealisasi setelah melewati masa pergumulan yang panjang (ayat 1-3).
Mazmur 126 dipercaya ditulis sebagai nyanyian ucapan syukur setelah bangsa Yahudi diperkenankan pulang ke tanah perjanjian setelah mengalami masa pembuangan di Babel selama 70 tahun. Bukan hanya itu, mereka pun diperkenankan untuk mendirikan kembali tembok kota Yerusalem dan membangun kembali Bait Allah di Yerusalem. Apa yang dialami oleh orang-orang Yahudi diketahui dengan baik oleh bangsa-bangsa di timur tengah (perhatikan ayat 2). Apa yang dialami oleh bangsa Yahudi memang tidak lepas dari dosa dan kesalahan yang mereka perbuat, sehingga Tuhan membuat sadar bangsa ini dengan membuang mereka ke Babel selama 70 tahun.
Bangsa Yahudi diberikan wilayah, berkat bahkan diizinkan menjadi sebuah Kerajaan oleh Tuhan, tetapi mereka seringkali menyia-nyiakan kebaikan Tuhan dan kerap kali harus diingatkan oleh Tuhan dengan keras. Mereka tidak mensyukuri apa yang telah Tuhan berikan dan tetap berbuat dosa serta kesalahan sepertinya menganggap sepele apa yang Tuhan berikan dan perintahkan. Mereka tidak menduga bahwa Tuhan, Allah Israel, akhirnya mengambil tindakan keras dengan mencabut mereka dari tanah perjanjian dan membuang mereka ke Babel. Semua ini agar mereka sadar betapa mereka telah menyia-nyiakan anugrah dan kemurahan Tuhan (bdk. Mzm. 137:1-6, yaitu nyanyian saat mereka di Babel).
Tetapi akhirnya mereka bisa pulang. Mereka bisa membangun kembali negeri mereka dan bait mereka. Semua karena kasih anugrah Tuhan pula. Bangsa-bangsa pun mengakui, bahwa pemulihan dan berkat yang diterima oleh bangsa Yahudi adalah berkat Tuhan. Bangsa Yahudi pun sadar dan mereka mengucap syukur atas apa yang telah mereka terima dan mereka alami. Selama di Babel, hati mereka kembali dibuat berfokus pada Tuhan dan merindukan Tuhan. Mereka menjadi kembali merindukan Tuhan dan mengucap syukur atas semua kebaikan-Nya. Hal yang sama juga pada kita. Hendaklah kita tidak melupakan apa yang Tuhan telah buat bagi kita sampai hari ini. Banyak mengucap syukur untuk hal itu. Banyak berterima kasih pada Tuhan.
Sekalipun ada pergumulan yang kita hadapi dan berbagai kesulitan hidup mungkin kita alami, tetapi pada akhirnya janji Tuhan akan penyertaan, perlindungan, berkat dan damai sejahtera, terealisasi pada kehidupan kita. Mungkin kita menangis saat menjalani pergumulan, tetapi sesudah semua itu kita lewati bersama Tuhan dan oleh karena kekuatan Roh-Nya dalam kita, baiklah kita mengucap syukur bahkan bersorak-sorai penuh dengan tawa bahagia dan seruan kemenangan! (ayat 2). Mengucap syukur atas penyertaan-Nya sampai hari ini.
2. Beriman melangkah ke depan bersama dengan Tuhan, dan lakukanlah bagian kita (ayat 4-5).
Fakta bahwa orang-orang Yahudi tetap mengharapkan adanya pemulihan keadaan (ayat 4) menunjukkan bahwa sekalipun di dalam Tuhan, bukan artinya kehidupan di dunia akan mulus-mulus saja. Akan tetap ada tantangan dan pergumulan. Tetapi menyadari bahwa Tuhan-lah yang memberikan pemulihan, itulah yang mendorong dan membangkitkan iman bangsa itu untuk tetap percaya bahwa pemulihan akan terjadi juga di masa depan.
Tuhan yang telah memulihkan di masa lalu, yang melakukan pemulihan saat ini, Dia juga yang akan terus memulihkan di masa depan kita. Beriman bukan artinya kita diam-diam saja, enak-enak saja tidak melakukan bagian kita. Sama sekali tidak. Kita tetap harus lakukan bagian kita. Perhatikanlah ayat 5 dan 6 menjelaskan bahwa sebagai orang percaya kita pun harus menabur, mencucurkan air mata, berjalan maju sekalipun sembari menangis.
Mungkin kita harus menabur uang, waktu, kekuatan; mungkin kita mencucurkan air mata karena kesedihan atau peristiwa dijahati orang lain, mungkin kita tetap bergerak maju sekalipun hati rasanya sakit dan beban rasanya berat. Namun perhatikanlah pernyataan iman dalam ayat 5 dan 6 tersebut: kita akan menuai dengan sorak-sorai! Kita akan menuai membawa berkas-berkas berkat dari Tuhan! Inilah iman itu! Kita percaya bahwa kesetiaan kita kepada Tuhan tidak akan pernah sia-sia (1Kor. 15:58), karena Dia Tuhan yang setia dan begitu mengasihi kita. Perjalanan hidup kita mungkin penuh air mata, tetapi sadari juga bahwa di perjalanan yang sama, Tuhan banyak bukakan air mata berkat-Nya bagi kita. Dan yang terutama, Dia tidak pernah jauh dari kita; Dia bahkan berjalan bersama kita.
Mengucap syukur kepada Tuhan untuk 2025 dan beriman bahwa dua bulan lagi kita memasuki 2026, hal-hal yang luar biasa dari Tuhan akan diberikan-Nya juga kepada kita di tahun yang baru tersebut. Tuhan Yesus baik. Amin. (CS)
Pertanyaan Diskusi:
Adakah cucuran benih dan air mata yang Saudara tabur di tahun 2025 ini, yang sekarang bahkan saudara sudah mulai melihat hasilnya? Bagikanlah kesaksian saudara.