Andalkan Tuhan untuk Rencana Kedepan

Posted by Admin 2025-11-07

blog-post-image

Sharing Supplemen COOL November 1 2025

Andalkan Tuhan untuk Rencana Ke Depan
Amsal 16:3; 1 Korintus 10:31-33

 

Menjelang akhir tahun yang semakin mendekat bulan depan, kita sering berhenti sejenak dan merenung: Bagaimana perjalanan hidupku tahun ini? Apa yang Tuhan mau lakukan di tahun depan? Refleksi seperti ini penting, karena waktu adalah anugerah Tuhan. Dalam suka maupun duka, keberhasilan maupun kegagalan, tangan Tuhan selalu bekerja. Kita diajak untuk sadar bahwa hidup ini tidak bisa dijalani dengan kekuatan sendiri. Hanya ketika kita mengandalkan Tuhan dan menyerahkan rencana kita kepada Tuhan, barulah masa depan kita menjadi pasti dan penuh damai.

Mengandalkan Tuhan berarti memberi ruang bagi Roh Kudus menuntun setiap langkah kita. Roh Kudus bukan sekadar Penolong pasif, melainkan Pribadi Ilahi yang aktif membimbing, menegur, dan mengarahkan hidup kita setiap hari. Mengandalkan Tuhan bukan berarti pasif, tetapi taat dan peka pada suara Roh Kudus. Ketika kita menjadikan-Nya Pemimpin hidup, maka setiap rencana, pekerjaan, dan langkah kita akan berjalan sesuai kehendak-Nya — dan itulah jaminan masa depan yang penuh berkat.

 

Hari ini kita akan merenungkan dan belajar bersama 3 (tiga) hal terkait dengan bagaimana kita mengandalkan Tuhan untuk rencana masa depan.

1. Serahkan Segala Rencanamu kepada Tuhan (Ams.16:3)
“Serahkanlah perbuatanmu kepada TUHAN, maka terlaksanalah segala rencanamu.”
Kata serahkanlah dalam bahasa Ibrani adalah “galal” (גָּלַל) yang berarti menggulingkan atau meletakkan sesuatu di atas seseorang yang lebih kuat. Artinya, ketika kita menyerahkan rencana kepada Tuhan, kita meletakkan beban masa depan di atas pundak Allah. Bukan sekadar berdoa, tetapi benar-benar menyerahkan kendali kepada-Nya. Dalam perspektif Pentakostal, menyerahkan rencana bukan berarti pasif, tetapi berjalan dalam ketaatan dan ketergantungan kepada pimpinan Roh Kudus. Kita tidak lagi bergantung pada logika manusia, melainkan pada tuntunan ilahi yang hidup di dalam kita. Karenanya:
a. Mulailah setiap perencanaan dengan doa dan persekutuan pribadi bersama Tuhan.
b. Jangan hanya bertanya “apa yang aku mau,” tetapi “apa yang Tuhan mau aku lakukan.”
c. Catat rencana hidupmu dan doakan satu per satu, minta Roh Kudus menyaring mana yang sesuai kehendak Tuhan.
d. Lihat setiap hasil sebagai bagian dari proses Tuhan. Percayalah, bahkan penundaan yang terjadi dalam hidup kita adalah bimbingan-Nya.

2. Jadikan Kemuliaan Allah sebagai Tujuan Utama (1 Kor. 10:31)
“Jadi, baik kamu makan atau minum, ataupun melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Dalam bahasa Yunani, kata kemuliaan di sini adalah “doxa” (δόξα), yang berarti pancaran sifat Allah yang nyata dalam kehidupan manusia. Paulus menegaskan bahwa segala sesuatu, bahkan yang sederhana, harus memancarkan karakter Allah. Kemuliaan Allah bukan hanya ide abstrak, tapi
kehadiran yang nyata dari Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Maka setiap rencana hidup harus menjadi wadah bagi manifestasi hadirat Tuhan, bukan sekadar kesuksesan pribadi.
a. Nilai setiap rencana dengan pertanyaan: Apakah ini memuliakan Tuhan atau hanya memuaskan diriku?
b. Jadikan keputusan hidup sebagai sarana untuk menyatakan kasih, kebenaran, dan keadilan Kristus.
c. Jangan terjebak pada ukuran dunia (uang, posisi, pengaruh), tetapi ukur keberhasilan dengan seberapa besar Tuhan dimuliakan melalui hidupmu.
d. Terlibatlah dalam pelayanan atau tindakan sosial yang memancarkan kasih Kristus di tengahdunia.

Mari kita merenungkan, “apakah rencana-rencanaku tahun depan berfokus pada kemuliaan Tuhan atau pencapaian pribadi? Bagaimana saya bisa menjadikan setiap pekerjaan, bahkan yang kecil sekalipun untuk menyatakan kemuliaan Allah?”Dalam bahasa Yunani, kata kemuliaan di sini adalah “doxa” (δόξα), yang berarti pancaran sifat Allah yang nyata dalam kehidupan manusia. Paulus menegaskan bahwa segala sesuatu, bahkan yang sederhana, harus memancarkan karakter Allah. Kemuliaan Allah bukan hanya ide abstrak, tapi kehadiran yang nyata dari Roh Kudus dalam hidup orang percaya. Maka setiap rencana hidup harus menjadi wadah bagi manifestasi hadirat Tuhan, bukan sekadar kesuksesan pribadi.

3. Izinkan Roh Kudus Menuntun Setiap Langkahmu (Rom. 8:14)
“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah adalah anak Allah.”
Dalam bahasa Yunani, dipimpin adalah “ago” (ἄγω), yang berarti dibimbing dengan lembut tetapi pasti ke arah tertentu. Roh Kudus bukan memaksa, tetapi menuntun dengan kasih. Dalam kehidupan Pentakostal, inilah yang disebut “walk in the Spirit” (Gal. 5:16). Hidup dalam kepekaan, ketaatan, dan persekutuan yang intim dengan-Nya. Mengandalkan Tuhan berarti memberi ruang bagi Roh Kudus mengoreksi, menegur, dan mengarahkan ulang langkah kita ketika salah arah.
a. Biasakan mendengarkan suara Tuhan melalui doa, pujian, penyembahan dan membaca firman setiap hari.
b. Latih kepekaan terhadap dorongan Roh Kudus, baik melalui firman, damai sejahtera di hati, maupun nasihat rohani.
c. Jangan terburu-buru mengambil keputusan penting tanpa menunggu konfirmasi dari Tuhan.
d. Bangun gaya hidup penuh ucapan syukur dan penyembahan, karena hadirat Tuhan menajamkan pendengaran rohani kita.

 

Penutup
Karena itu, mari kita sungguh-sungguh melakukannya dengan iman dan ketundukan hati. Jangan biarkan tahun berganti tanpa perubahan rohani yang nyata. Saatnya kita menyerahkan seluruh rencana, kekhawatiran, dan masa depan kita ke tangan Tuhan, sebab Dialah yang lebih tahu jalan yang terbaik. Biarlah setiap keputusan kita lahir dari doa, setiap langkah dituntun oleh Roh Kudus, dan setiap hasil dikembalikan untuk kemuliaan Tuhan. Hidup yang mengandalkan Tuhan bukan hidup yang tanpa tantangan, tetapi hidup yang dipenuhi kepastian karena Tuhan berjalan di depan kita.

Mari jadikan firman ini kompas untuk menata langkah kita ke depan, bukan dengan kekuatan sendiri, melainkan dengan kuasa Roh Kudus yang memimpin, menghibur, dan meneguhkan kita. Saat kita taat pada pimpinan-Nya, kita akan melihat bahwa setiap rencana yang diserahkan kepada Tuhan akan berbuah pada waktu-Nya dan membawa kita kepada masa depan yang penuh pengharapan. (DL).

Pertanyaan Diskusi:
• Dalam dua bulan lagi, kita akan memasuki tahun yang baru. Bagaimana saudara melihat diri saudara dalam mengandalkan Tuhan dalam menjalankan tahun 2025 sejauh ini?
• Apa yang saudara telah pikirkan atau rencanakan untuk 2026? Dimanakah saudara tempatkan keterlibatan Tuhan dalam pemikiran atau perencanaan untuk 2026 tersebut?